Rabu, 20 April 2011

Pusat Biaya dan Pusat Pendapatan

PENDAHULUAN
Setiap pusat pertanggungjawaban akan diukur kinerjanya atas dasar suatu criteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang biasanya digunakan untuk mengukur  kinerja suatu pusat pertanggungjawaban adalah efisiensi dan efektivitas.
Hubungan input dan output bias berbentuk sebsb akibat langsung . Pengawasannnya difokuskan pada memproduksi output saat dibutuhkan, jumlah yang diinginkan menurut spesifikasi yang benar dan standar mutu, serta input yang minimum. Hubungan input dan output bisa juga tidak langsung, contohnya biaya iklan yang hasilnya tidak dapat diketahui secara pasti.
Efisiensi adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit dibandingkan input. Pusat pertanggung jawaban dikatakan lebih efisien apabila menggunakan input yang lebih sedikit dan bias menghasilkan output yang sama atau bahkan lebih besar.
Efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggungjawaban dan tujuannnya. Makin besar kontribusi output terhadap tujuan, maka makin efektiflah sutu unit tersebut. Suatu unit organisasi harusnya efisien sekaligus efektif, tidak terpilah-pilah sehingga tujuan akan tercapai secara optimum.
PUSAT PENDAPATAN
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam ukuran moneter, tetapi tidak bias dihubungkan dengan input-nya. Karena pusat pertanggungjawaban adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab terhadap laba. Dalam sebuah organisasi fungsional, departemen pemasaran merupakan pusat pendapatan. Dalam organisasi divisi, bagian pemasaran divisi juga merupakan pusat pendapatan. Pusat pendapatan tidak dapat menentukan harga jual.
Kinerja keuangan suatu pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh, yaitu perkalian  antara unit yang dijual denga harga jualnya. Penentuan tentang keberhasilan pusat pebdapatan dilakukan dengan membandingkan antara pendapatan yang sesungguhnya dengan pendapatan  yang dianggarkan.
Pada pusat pendapatan, indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja manajer pusat pendapatan yaitu dengan cara membandingkan angka- angka realisasi dengan anggaran yang telah dibuat, kemudian diberi identitas yaitu berupa selisih yang menguntungkan dan selisih yang merugikan. Selanjutnya selisih tersebut dianalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya.
Sofyan Syafri Harahap ( 2001, Hal 135 ) menyatakan bahwa : “dalam hal penghasilan atau laba, jika realisasi penghasilan atau laba yang diperoleh lebih besar dari budgetnya justru menguntungkan atau favotable, sedangkan jika realisasi penghasilan atau laba lebih kecil dari pada budgetnya dianggap tidak menguntungkan atau unfavotable”.
Penilaian kinerja atau pengukuran prestasi manajemen akan menghasilkan informasi lain sebagai umpan balik. Hasil dari penilaian kinerja juga bermanfaat yaitu sebagai berikut :
a. Mengelola operasional organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan dasar bagi pendistribusian penghargaan.

PUSAT BIAYA
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input atau biaya diukur dalam unit moneter namun output-nya  tidak diukur dalam unit moneter. Namun secara umum pusat biaya dapat dibedakan menjadi pussat biaya teknik atau pusat biaya standar (standard or engineered expence moneter) dan pusat kebijakan (discretionary expense center).
PUSAT BIAYA TEKNIK
Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya memiliki hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan. Misalnya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan habis pakai, dan bahan pembantu lainnya. Pusat biaya ini biasanya ditemukan pada perusahaan manufaktur yang mengahasilkan suatu barang. Misalnya departemen produksi> Pusat biaya teknik pada dasarnya mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       Input-nya dapat diukur dalam satuan moneter (uang)
b.      Output-nya dapat diukur dalam bentuk fisik
c.       Jumlah optimum dari jumlah yang ingin diproduksi untuk satu unit output yang bias diukur.
Manajer pusat biaya teknik akan diukur efisiensinya dengan membandingkan antara biaya standar dengan diaya sesungguhnya terjadi. Dikatakan efisien jika biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah biaya standarnya. Efektif tidaknya suatu pusat biaya teknik diukur atas besar kuantitas produk yang telah ditargetkan dengan tingkat kualitas dan waktu tertentu.

PUSAT BIAYA KEBIJAKAN
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya yang terjadi tidak mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Contoh pusat biaya kebijakan adalah unit administrative dan unit pendukun lainnya seperti departemen akuntansi, departemen hokum, departemen peneliatan dan pengembangan, departemen pemasaran. Output suatu pusat biaya kebijakan tidak dapat diukur dengan nilai moneter. Dalam pusat biaya kebijakan tidak ada cara untuk mengukur suatu output.

KESIMPULAN
Pusat biaya dan pusat pendapatan adalah bagian dari pusat pertanggungjawaban. Dimana perbedaanya adalah,  pusat pendapatan output-nya diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Pusat biaya input-nya diukur dalam bentuk moneter namun output-nya tidak diukur dalam bentuk moneter. Suatu unit dibentuk jadi pusat pendapatan saat diberi peran untuk memperoleh pendapatan dan prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan. Ukuran kinerja lainnya adalah pertumbuhan pendapatan dan pangsa pasar. Suatu unit dibentuk jadi pusat laba saat diberi peran untuk memperoleh laba (yang merupakan selisih pendapatan dengan biaya) atau prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan dan biaya.








\



DAFTAR PUSTAKA
Ikhas Arfan, Ishak Muhammad : Akuntansi Keperilakuan, Salemba 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar